Sabtu, 20 Oktober 2012

Saya ingin bercerita lagi pagi ini, sudah lama rasanya tidak menulis hal-hal ringan, mungkin karena tuntunan asrama akhir-akhir ini yang mengharuskan saya menulis untuk media yang cenderung harus berat dan berbobot atau mungkin karena rutinitas yang menyebabkan pikiran ini jauh dari ide dan gagasan baru (karena biasanya bepergian menumbuhkan gagasan loh !). Tapi jelas saya tidak mau beralasan, yang pasti memang saya sedang malas.

Pada kesempatan ini saya tidak sedang ingin bercerita tentang hari kemerdekaan kita, karena saya yakin sudah banyak pihak yang menuliskannya, entah itu bergaya refleksi, pesimisme, optimisme atau sekedar mengingatkan proses kemerdekaan itu. Pun saya tidak sedang ingin mempertanyakan besok jadi Lebaran atau tidak? Atau lebih tajam lagi, apakah Muhammadiyah dan NU akan satu persamaan dalam lebaran esok?

Saya ingin bercerita buku yang baru saya beli beberapa hari lalu, meskipun sebenarnya tidak ada niat untuk membelinya. Inside The Giant Leap, Kebangkitan Pos Islamisme Analisis Strategis dan kebijakkan AKP Turki dan Cerita di Balik Berita Jihad Melawan Mafia. Boleh jadi Anda bingung, saya yang notabene seorang mahasiswa Teknik Pertambangan, kenapa lebih banyak mengkonsumsi buku-buku Politik-Hukum. Saya pun tidak paham, yang pasti kehidupan ini dan kehidupan saya di Pertambangan nantinya tidak luput dari kedua hal itu, Politik dan Hukum. Tentu frame kedua adanya adalah Politik dan Hukum secara Luas.

Yang ingin saya ceritakan adalah buku yang terakhir, karena itulah buku yang sedang saya baca. Tulisan ini tidak sedang ingin meresensi, toh saya baru membaca 2 artikel awalnya, tapi terlalu banyak asa, inspirasi dan gagasan yang muncul diawal buku itu, sehingga saya sudah tidak sabar berbagi dengan Anda.

Buku ini adalah besutan Denny Indrayana, seorang praktisi hukum yang sangat saya kagumi, tentu bukan hanya namanya yang mirip dengan saya, meskipun itu menjadi salah satunya..hehe. Pertama kali mendengar dan mengenal beliau ketika namanya mulai santer terdengar di jagat media seiring semakin menguatnya kasus korupsi di negeri ini, utamanya ketika Ia diangkat menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Hukum di tahun 2008. Semakin mengenal pemikiran beliau melalui beberapa artikel di media massa dan puncaknya adalah ketika saya membeli bukunya yang berjudul “Indonesia Optimis” hampir setengah tahun lalu. Ditengah kecamuk permasalahan yang mendera Negeri ini, beliau yang berperan dalam sistem pemerintah mencoba menawarkan hal berbeda dalam bukunya itu.

Pada bukunya yang berjudul “Cerita dibalik Berita, Jihad Melawan Mafia” ini (yang baru saya baca 2 artikel), satu poin paling menarik bagi saya adalah ketika Ia menyitir sebuah hadits, begini bunyinya

“Ketika seorang wanita dari Fatimah Al Makhzumiyah putri dari kepala suku Bani Makhzumiyah melakukan pencurian, sebagian sahabat menginginkan Rasulullah memperlunak hukuman baginya, bahkan sebelumnya mendapat amnesti dari Usamah bin Zaid. Namun Rasulullah dengan suara lantang dan marah mengatakan: “Wahai sekalian manusia , sesungguhnya kehancuran umat dahulu disebabkan oleh perlakuan diskriminatif dalam bidang hukum. Jika yang mencuri itu orang-orang lemah dan rakyat kecil, maka mereka langsung menegakkannya. Namun jika yang mencuri kalangan elite, mereka membiarkannya. Demi Allah, andaikan Fatimah anak Muhammad (anakku sendiri) melakukan pencurian, maka akan kupotong langsung tangannya. (Hadits Riwayat Imam Bukhari)

Saya yakin masih banyak inspirasi dalam buku ini, sebagaimana inspirasi dari Buku “Indonesia Optimis”, sesuai penjelasan diawal, saya tidak sedang ingin merensensinya, karena toh memang belum selesai membacanya, insyaAllah akan saya resensi jika sudah khatam nanti. Sebagai gambaran, berikut saya sertakan gambar dari buku ini, saya rasa Anda harus membelinya.



Terakhir, mengutip kalimat kesukaan Denny Indrayana diakhir artikelnya, Keep on Fighting For Better Indonesia.

Oiy, Dirgahayu Bangsaku !

0 komentar :

Posting Komentar